Lanjut Usia Menurut Who

Halo, selamat datang di menurutanalisa.site! Senang sekali Anda menyempatkan diri untuk membaca artikel kami kali ini. Pernahkah Anda bertanya-tanya, sebenarnya kapan sih seseorang itu dianggap lanjut usia? Apakah ada batasan umur yang jelas? Nah, di artikel ini, kita akan membahas tuntas mengenai lanjut usia menurut WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia.

Kita sering mendengar istilah "lansia" atau lanjut usia, tapi definisinya bisa berbeda-beda tergantung konteksnya. WHO, sebagai organisasi kesehatan dunia, tentu punya pandangan sendiri mengenai hal ini. Pandangan ini penting karena menjadi acuan bagi banyak negara dalam merumuskan kebijakan terkait kesehatan dan kesejahteraan lansia.

Jadi, siapkan secangkir teh atau kopi, duduk santai, dan mari kita telaah bersama apa saja yang perlu Anda ketahui tentang lanjut usia menurut WHO. Dijamin, setelah membaca artikel ini, Anda akan mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang definisi, kategori, dan tantangan yang dihadapi oleh para lansia.

Mengapa Definisi Lanjut Usia Menurut WHO Itu Penting?

Standarisasi Global dalam Penanganan Lansia

Definisi lanjut usia menurut WHO bukan sekadar angka. Lebih dari itu, definisi ini menjadi penting karena memberikan standarisasi global dalam penanganan isu-isu terkait lansia. Bayangkan jika setiap negara punya definisi yang berbeda-beda, tentu akan sulit untuk melakukan perbandingan data dan merumuskan kebijakan yang efektif.

Dasar Kebijakan Kesehatan dan Sosial

Dengan adanya definisi yang jelas, pemerintah dan organisasi terkait bisa merumuskan kebijakan kesehatan dan sosial yang lebih tepat sasaran. Misalnya, program vaksinasi untuk lansia, program pelatihan untuk caregiver, atau program pensiun. Semua ini membutuhkan dasar yang kuat, dan definisi lanjut usia menurut WHO memberikan landasan tersebut.

Memahami Kebutuhan Spesifik Lansia

Setiap kelompok usia memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Lansia, dengan segala perubahan fisik dan psikologis yang dialaminya, tentu membutuhkan perhatian khusus. Definisi yang jelas membantu kita untuk memahami kebutuhan spesifik lansia, mulai dari akses layanan kesehatan, dukungan sosial, hingga kesempatan untuk tetap aktif dan produktif.

Kategori Usia Menurut WHO: Bukan Sekadar Angka

Pra-Lansia: Mempersiapkan Masa Depan

WHO membagi kategori usia, dan penting untuk diingat bahwa ini bukan sekadar angka. Usia 45-59 tahun sering disebut sebagai usia pra-lansia. Di usia ini, penting untuk mulai mempersiapkan diri menghadapi masa pensiun. Persiapan ini meliputi perencanaan keuangan, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta mengembangkan minat dan hobi.

Lanjut Usia (Lansia): Fase Keemasan

Usia 60-74 tahun termasuk dalam kategori lanjut usia atau lansia. Ini adalah fase keemasan, di mana Anda bisa menikmati hasil kerja keras selama bertahun-tahun. Namun, tantangan kesehatan juga mulai muncul. Penting untuk tetap aktif secara fisik dan mental, menjaga pola makan sehat, dan rutin memeriksakan diri ke dokter.

Lanjut Usia Tua: Perlu Perhatian Ekstra

Usia 75-90 tahun termasuk dalam kategori lanjut usia tua. Di usia ini, penurunan fungsi fisik dan kognitif biasanya lebih terasa. Dukungan dari keluarga dan caregiver sangat penting. Akses layanan kesehatan yang berkualitas juga menjadi prioritas utama.

Usia Sangat Tua: Anugerah dan Tantangan

Usia di atas 90 tahun termasuk dalam kategori usia sangat tua. Ini adalah anugerah yang luar biasa, namun juga penuh tantangan. Kesehatan seringkali menjadi isu utama. Dukungan sosial dan emosional sangat penting untuk menjaga kualitas hidup.

Perubahan yang Terjadi pada Lansia: Lebih dari Sekadar Keriput

Perubahan Fisik: Penurunan Fungsi Organ

Perubahan fisik adalah hal yang paling kentara pada lansia. Penurunan fungsi organ, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal, adalah hal yang umum terjadi. Osteoporosis, arthritis, dan gangguan penglihatan juga sering dialami oleh lansia.

Perubahan Kognitif: Memori dan Konsentrasi

Perubahan kognitif juga sering terjadi pada lansia. Penurunan memori, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan kemampuan berpikir logis adalah beberapa contohnya. Meskipun demikian, bukan berarti semua lansia akan mengalami demensia atau Alzheimer.

Perubahan Psikologis: Emosi dan Adaptasi

Perubahan psikologis juga perlu diperhatikan. Lansia seringkali mengalami perasaan kesepian, isolasi sosial, dan kehilangan. Penting untuk memberikan dukungan emosional dan membantu mereka beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Perubahan Sosial: Peran dan Relasi

Perubahan sosial juga merupakan bagian dari proses penuaan. Pensiun, kehilangan pasangan hidup, dan perubahan peran dalam keluarga dapat mempengaruhi kehidupan sosial lansia. Penting untuk membantu mereka mempertahankan relasi sosial dan menemukan peran baru yang bermakna.

Tantangan yang Dihadapi Lansia: Bukan Hanya Soal Kesehatan

Akses Layanan Kesehatan yang Terjangkau

Akses layanan kesehatan yang terjangkau adalah tantangan utama yang dihadapi lansia. Biaya pengobatan yang mahal, kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai, dan kesulitan transportasi adalah beberapa faktor yang menghambat akses layanan kesehatan.

Isolasi Sosial dan Kesepian

Isolasi sosial dan kesepian adalah masalah serius yang sering dialami lansia. Kehilangan pasangan hidup, ditinggalkan anak-anak, dan kurangnya interaksi sosial dapat menyebabkan perasaan kesepian dan depresi.

Diskriminasi Usia (Ageism)

Diskriminasi usia atau ageism adalah sikap negatif terhadap orang yang lebih tua. Ageism dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk, seperti stereotip negatif, pengucilan sosial, dan penolakan kesempatan kerja.

Kekerasan terhadap Lansia

Kekerasan terhadap lansia adalah masalah serius yang seringkali tidak dilaporkan. Kekerasan ini dapat berupa kekerasan fisik, emosional, finansial, atau penelantaran. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu ini dan memberikan perlindungan kepada lansia.

Tabel: Rincian Kategori Usia dan Kondisi yang Umum Terjadi Menurut WHO

Kategori Usia Rentang Usia Kondisi Umum yang Terjadi Rekomendasi
Pra-Lansia 45-59 Tahun Penurunan metabolisme, munculnya penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes awal Mulai menjaga pola makan sehat, olahraga teratur, pemeriksaan kesehatan rutin, perencanaan keuangan untuk pensiun.
Lansia 60-74 Tahun Penurunan fungsi organ tubuh, risiko penyakit kronis meningkat, perubahan gaya hidup Pertahankan gaya hidup sehat, ikuti program rehabilitasi jika diperlukan, aktif secara sosial dan mental, manfaatkan program pensiun dan layanan kesehatan yang tersedia.
Lansia Tua 75-90 Tahun Penurunan kemampuan fisik dan kognitif signifikan, ketergantungan pada orang lain meningkat Dapatkan dukungan dari keluarga dan caregiver, manfaatkan layanan kesehatan dan perawatan jangka panjang, pertahankan kualitas hidup dengan kegiatan yang sesuai kemampuan.
Usia Sangat Tua >90 Tahun Risiko penyakit kronis dan komplikasi tinggi, membutuhkan perawatan intensif Fokus pada kenyamanan dan kualitas hidup, dapatkan perawatan paliatif jika diperlukan, pertahankan hubungan dengan keluarga dan teman, nikmati momen-momen kecil dalam hidup.

Kesimpulan: Mari Kita Peduli pada Lansia

Definisi lanjut usia menurut WHO bukan sekadar angka, melainkan sebuah kerangka kerja untuk memahami dan merespon kebutuhan unik para lansia. Dengan memahami definisi ini, kita bisa merumuskan kebijakan yang lebih efektif, memberikan dukungan yang lebih tepat sasaran, dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif bagi semua usia.

Mari kita peduli pada lansia di sekitar kita. Berikan mereka perhatian, dukungan, dan kesempatan untuk tetap aktif dan produktif. Ingatlah, mereka adalah bagian berharga dari masyarakat kita. Terima kasih telah membaca artikel ini. Jangan lupa kunjungi menurutanalisa.site lagi untuk mendapatkan informasi menarik lainnya!

FAQ: Pertanyaan Umum tentang Lanjut Usia Menurut WHO

  1. Apa definisi lanjut usia menurut WHO?

    • WHO mendefinisikan lanjut usia sebagai seseorang yang berusia 60 tahun ke atas.
  2. Mengapa WHO membuat definisi lanjut usia?

    • Untuk standarisasi global dalam penanganan isu-isu terkait lansia dan sebagai dasar untuk perumusan kebijakan kesehatan dan sosial.
  3. Apa saja kategori usia menurut WHO?

    • Pra-lansia (45-59 tahun), Lansia (60-74 tahun), Lansia Tua (75-90 tahun), dan Usia Sangat Tua (>90 tahun).
  4. Apa saja perubahan fisik yang umum terjadi pada lansia?

    • Penurunan fungsi organ, osteoporosis, arthritis, dan gangguan penglihatan.
  5. Apa saja perubahan kognitif yang umum terjadi pada lansia?

    • Penurunan memori, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan kemampuan berpikir logis.
  6. Apa saja perubahan psikologis yang umum terjadi pada lansia?

    • Perasaan kesepian, isolasi sosial, dan kehilangan.
  7. Apa saja tantangan utama yang dihadapi lansia?

    • Akses layanan kesehatan yang terjangkau, isolasi sosial, diskriminasi usia, dan kekerasan terhadap lansia.
  8. Bagaimana cara mengatasi isolasi sosial pada lansia?

    • Mendorong lansia untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, bergabung dengan komunitas, dan menjalin hubungan dengan orang lain.
  9. Apa yang dimaksud dengan ageism?

    • Diskriminasi usia atau sikap negatif terhadap orang yang lebih tua.
  10. Bagaimana cara mencegah ageism?

    • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu ageism, menghilangkan stereotip negatif, dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua usia.
  11. Apa yang bisa dilakukan untuk membantu lansia tetap aktif dan produktif?

    • Memberikan kesempatan untuk bekerja sukarela, mengikuti pelatihan, atau mengembangkan minat dan hobi.
  12. Mengapa penting untuk memberikan dukungan emosional kepada lansia?

    • Untuk membantu mereka mengatasi perasaan kesepian, kehilangan, dan depresi, serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
  13. Di mana saya bisa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang lanjut usia?

    • Anda bisa mengunjungi situs web WHO atau berkonsultasi dengan dokter atau ahli geriatri.