Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli

Oke, mari kita mulai membuat artikel SEO yang menarik dan informatif tentang pengertian wawancara menurut para ahli!

Halo, selamat datang di menurutanalisa.site! Senang sekali bisa berbagi informasi penting dan bermanfaat dengan Anda semua. Apakah Anda pernah bertanya-tanya apa sebenarnya yang dimaksud dengan wawancara? Mungkin Anda sedang mempersiapkan diri untuk wawancara kerja, tugas kuliah, atau bahkan sekadar ingin menambah wawasan.

Nah, di artikel ini, kita akan mengupas tuntas pengertian wawancara menurut para ahli, membahas tujuannya, jenis-jenisnya, hingga tips dan trik agar sukses dalam wawancara. Kita akan menyajikan informasi ini dengan bahasa yang santai dan mudah dimengerti, sehingga Anda bisa langsung memahaminya dan mengaplikasikannya.

Jadi, siapkan diri Anda untuk menyelami dunia wawancara! Mari kita mulai petualangan pengetahuan ini bersama-sama. Jangan lupa untuk membaca sampai akhir ya, karena banyak informasi menarik dan berguna yang sayang untuk dilewatkan.

Menggali Definisi Wawancara: Pendapat Para Pakar

Wawancara: Lebih dari Sekadar Tanya Jawab Biasa

Banyak orang menganggap wawancara hanya sebagai sesi tanya jawab. Namun, pengertian wawancara menurut para ahli jauh lebih dalam dari itu. Wawancara adalah sebuah proses interaksi yang terstruktur, dengan tujuan menggali informasi spesifik dari narasumber.

Secara sederhana, wawancara adalah percakapan yang bertujuan. Bayangkan seorang detektif yang sedang mencari petunjuk untuk memecahkan kasus. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan strategis untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Wawancara juga seperti itu, tetapi dalam konteks yang lebih luas.

Wawancara bisa digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari seleksi karyawan, pengumpulan data penelitian, hingga peliputan berita. Intinya, wawancara adalah alat yang ampuh untuk mendapatkan informasi langsung dari sumbernya.

Definisi Wawancara Menurut Para Ahli Komunikasi

Beberapa ahli komunikasi memberikan definisi yang lebih spesifik tentang wawancara. Salah satunya adalah Stewart dan Cash, yang mendefinisikan wawancara sebagai proses interaksi yang disengaja antara dua orang atau lebih, dengan tujuan tertentu, melalui pertanyaan dan jawaban.

Definisi ini menekankan pada adanya tujuan yang jelas dalam wawancara. Pertanyaan yang diajukan tidak boleh asal-asalan, melainkan harus relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, interaksi yang terjadi harus bersifat dua arah, bukan hanya sekadar monolog dari pewawancara.

Kemudian, mari kita lihat definisi dari Guba dan Lincoln. Mereka mendefinisikan wawancara sebagai percakapan formal yang dilakukan dengan maksud tertentu. Kata kunci di sini adalah "formal," yang menunjukkan bahwa wawancara memiliki struktur dan aturan tertentu yang harus diikuti.

Sudut Pandang Psikologi tentang Wawancara

Dalam psikologi, wawancara sering digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan informasi tentang kepribadian, pengalaman, dan perilaku seseorang. Pengertian wawancara menurut para ahli psikologi menekankan pada aspek psikologis yang terlibat dalam interaksi antara pewawancara dan narasumber.

Wawancara psikologis seringkali bersifat mendalam dan personal. Pewawancara berusaha untuk memahami motivasi, emosi, dan pikiran narasumber. Tujuannya bukan hanya untuk mendapatkan informasi faktual, tetapi juga untuk memahami perspektif subjektif narasumber.

Misalnya, dalam wawancara klinis, seorang psikolog dapat menggunakan teknik wawancara untuk mendiagnosis gangguan mental atau membantu pasien mengatasi masalah emosional. Dalam konteks ini, wawancara menjadi alat terapeutik yang sangat penting.

Mengapa Wawancara Penting: Menjelajahi Tujuan dan Manfaatnya

Tujuan Wawancara: Mendapatkan Informasi yang Akurat dan Relevan

Salah satu tujuan utama wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat dan relevan. Informasi ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengambilan keputusan, perencanaan, atau pemecahan masalah. Pentingnya informasi yang akurat membuat pengertian wawancara menurut para ahli semakin relevan.

Dalam konteks rekrutmen, wawancara digunakan untuk menilai kualifikasi kandidat dan menentukan apakah mereka cocok dengan posisi yang ditawarkan. Dalam konteks penelitian, wawancara digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif yang mendalam tentang suatu fenomena.

Bayangkan seorang jurnalis yang sedang mewawancarai seorang saksi mata dalam sebuah kejadian penting. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Informasi ini akan menjadi dasar untuk penulisan berita yang objektif dan informatif.

Manfaat Wawancara: Lebih dari Sekadar Informasi

Wawancara tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memberikan manfaat lain yang mungkin tidak terlihat secara langsung. Salah satunya adalah membangun hubungan yang baik antara pewawancara dan narasumber.

Proses wawancara memungkinkan pewawancara untuk memahami perspektif narasumber secara lebih mendalam. Hal ini dapat membantu membangun kepercayaan dan rasa hormat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas informasi yang diperoleh.

Selain itu, wawancara juga dapat menjadi sarana untuk bertukar ide dan pengetahuan. Pewawancara dapat belajar dari pengalaman narasumber, dan narasumber dapat mendapatkan wawasan baru dari pertanyaan yang diajukan.

Wawancara dalam Berbagai Bidang: Contoh Konkrit

Wawancara digunakan secara luas dalam berbagai bidang, mulai dari bisnis, pendidikan, hingga politik. Dalam bisnis, wawancara digunakan untuk merekrut karyawan, melakukan riset pasar, atau mendapatkan umpan balik dari pelanggan.

Dalam pendidikan, wawancara digunakan untuk menilai kemampuan siswa, melakukan bimbingan konseling, atau mengumpulkan data untuk penelitian pendidikan. Dalam politik, wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kebijakan publik, menguji opini publik, atau membangun citra politik.

Contohnya, dalam bidang jurnalisme, wawancara eksklusif dengan tokoh penting dapat meningkatkan kredibilitas media dan menarik perhatian pembaca. Dalam bidang pemasaran, wawancara dengan pelanggan dapat membantu perusahaan memahami kebutuhan mereka dan mengembangkan produk yang lebih baik.

Jenis-Jenis Wawancara: Memahami Perbedaan dan Karakteristiknya

Wawancara Terstruktur: Standar dan Konsisten

Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan secara seragam kepada semua narasumber. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua narasumber dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama.

Wawancara terstruktur sering digunakan dalam proses rekrutmen, terutama untuk posisi-posisi yang membutuhkan kualifikasi yang spesifik. Dengan menggunakan pertanyaan yang sama, pewawancara dapat membandingkan jawaban dari berbagai kandidat secara objektif.

Namun, wawancara terstruktur juga memiliki kekurangan. Karena pertanyaannya sudah ditentukan, pewawancara mungkin kehilangan kesempatan untuk menggali informasi yang lebih mendalam atau relevan. Selain itu, wawancara terstruktur dapat terasa kaku dan kurang fleksibel.

Wawancara Tidak Terstruktur: Fleksibel dan Mendalam

Wawancara tidak terstruktur adalah jenis wawancara yang tidak menggunakan daftar pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Pewawancara memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan apa saja yang dianggap relevan. Tujuannya adalah untuk menggali informasi yang mendalam dan komprehensif dari narasumber.

Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana peneliti ingin memahami perspektif subjektif narasumber. Dengan memberikan kebebasan kepada narasumber untuk berbicara secara terbuka, peneliti dapat memperoleh wawasan yang berharga.

Namun, wawancara tidak terstruktur juga memiliki tantangan. Pewawancara harus memiliki keterampilan yang baik dalam mendengarkan dan mengajukan pertanyaan yang relevan. Selain itu, hasil wawancara tidak terstruktur mungkin sulit untuk dianalisis dan dibandingkan.

Wawancara Semi-Terstruktur: Kombinasi Terbaik

Wawancara semi-terstruktur adalah jenis wawancara yang menggabungkan elemen-elemen dari wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pewawancara memiliki daftar pertanyaan umum sebagai panduan, tetapi juga memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan tambahan atau mengubah urutan pertanyaan.

Wawancara semi-terstruktur sering dianggap sebagai pilihan yang ideal, karena memberikan fleksibilitas sambil tetap memastikan bahwa semua topik penting dibahas. Pewawancara dapat menggali informasi yang lebih mendalam, sambil tetap menjaga konsistensi dalam proses wawancara.

Dalam praktiknya, banyak wawancara yang dilakukan bersifat semi-terstruktur. Pewawancara menggunakan daftar pertanyaan sebagai titik awal, tetapi juga siap untuk beradaptasi dengan situasi dan mengajukan pertanyaan yang relevan berdasarkan jawaban narasumber.

Wawancara Kelompok: Dinamika dan Efisiensi

Wawancara kelompok melibatkan beberapa narasumber sekaligus. Ini bisa berupa focus group discussion (FGD) dalam riset pasar, atau panel interview dalam rekrutmen. Wawancara kelompok memungkinkan pewawancara untuk mengamati interaksi antar narasumber dan mendapatkan berbagai perspektif secara efisien.

Dalam FGD, misalnya, pewawancara memfasilitasi diskusi tentang suatu produk atau layanan untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan. Dalam panel interview, beberapa pewawancara menilai kandidat secara bersamaan, memungkinkan evaluasi yang lebih komprehensif.

Wawancara Telepon/Online: Kenyamanan dan Aksesibilitas

Dengan kemajuan teknologi, wawancara telepon dan online semakin populer. Wawancara ini memungkinkan pewawancara dan narasumber untuk berkomunikasi dari jarak jauh, menghemat waktu dan biaya perjalanan.

Wawancara telepon sering digunakan untuk screening awal kandidat dalam rekrutmen. Wawancara online, dengan video conferencing, memungkinkan interaksi yang lebih personal meskipun dilakukan dari jarak jauh.

Tips Sukses dalam Wawancara: Persiapan dan Pelaksanaan

Persiapan adalah Kunci: Riset dan Latihan

Persiapan yang matang adalah kunci utama untuk sukses dalam wawancara. Sebelum wawancara, lakukan riset tentang organisasi atau orang yang akan Anda wawancarai. Pahami tujuan wawancara dan siapkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan.

Latihan juga sangat penting. Berlatihlah menjawab pertanyaan-pertanyaan umum dalam wawancara. Anda bisa berlatih sendiri di depan cermin, atau meminta bantuan teman atau keluarga untuk menjadi pewawancara simulasi.

Semakin banyak Anda berlatih, semakin percaya diri Anda saat wawancara sebenarnya. Ingatlah, kepercayaan diri adalah salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil wawancara.

Komunikasi yang Efektif: Jelas dan Singkat

Selama wawancara, berkomunikasilah dengan jelas dan singkat. Jawab pertanyaan dengan jujur dan relevan. Hindari memberikan jawaban yang terlalu panjang atau bertele-tele.

Perhatikan bahasa tubuh Anda. Pertahankan kontak mata dengan pewawancara, duduk tegak, dan gunakan gestur yang positif. Bahasa tubuh yang positif dapat menunjukkan kepercayaan diri dan antusiasme Anda.

Jangan takut untuk bertanya jika Anda tidak memahami pertanyaan. Lebih baik meminta klarifikasi daripada memberikan jawaban yang salah atau tidak relevan.

Bersikap Profesional: Hormat dan Sopan

Bersikaplah profesional selama wawancara. Berpakaianlah dengan rapi dan sopan. Datanglah tepat waktu, atau bahkan lebih awal. Sapa pewawancara dengan ramah dan sopan.

Dengarkan dengan seksama saat pewawancara berbicara. Berikan jawaban yang hormat dan sopan, bahkan jika Anda tidak setuju dengan pendapat pewawancara.

Ucapkan terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan. Kirimkan email ucapan terima kasih setelah wawancara untuk menunjukkan apresiasi Anda.

Follow Up: Menunjukkan Minat dan Profesionalisme

Setelah wawancara, lakukan follow up dengan mengirimkan email ucapan terima kasih kepada pewawancara. Dalam email tersebut, Anda bisa kembali menyampaikan minat Anda pada posisi yang dilamar dan menanyakan tentang timeline selanjutnya.

Follow up yang baik menunjukkan minat dan profesionalisme Anda, serta membantu Anda tetap diingat oleh pewawancara.

Tabel: Perbandingan Jenis-Jenis Wawancara

Fitur Wawancara Terstruktur Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara Semi-Terstruktur Wawancara Kelompok Wawancara Telepon/Online
Pertanyaan Sudah ditentukan Tidak ditentukan Sebagian ditentukan Tergantung konteks Tergantung konteks
Fleksibilitas Rendah Tinggi Sedang Sedang Sedang
Konsistensi Tinggi Rendah Sedang Rendah Rendah
Kedalaman Informasi Terbatas Mendalam Sedang Tergantung dinamika Terbatas
Analisis Data Mudah Sulit Sedang Sulit Mudah (jika direkam)
Penggunaan Rekrutmen, Survei Penelitian Kualitatif Rekrutmen, Penelitian Riset Pasar, Rekrutmen Screening Awal, Wawancara Jarak Jauh
Contoh Pertanyaan "Sebutkan 3 kelemahan Anda." "Ceritakan tentang pengalaman kerja Anda." Kombinasi keduanya Diskusi kelompok tentang suatu produk Pertanyaan singkat tentang kualifikasi

Kesimpulan

Demikianlah pembahasan lengkap tentang pengertian wawancara menurut para ahli, tujuan, jenis-jenis, dan tips sukses dalam wawancara. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sedang mempersiapkan diri untuk wawancara atau sekadar ingin menambah wawasan tentang topik ini.

Ingatlah, wawancara adalah kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan potensi Anda. Dengan persiapan yang matang dan komunikasi yang efektif, Anda dapat meningkatkan peluang untuk sukses dalam wawancara.

Jangan lupa untuk mengunjungi menurutanalisa.site lagi untuk mendapatkan informasi menarik dan bermanfaat lainnya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

FAQ: Pertanyaan Umum tentang Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli

  1. Apa itu wawancara?
    Wawancara adalah proses interaksi tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan informasi.

  2. Siapa saja ahli yang memberikan definisi wawancara?
    Stewart dan Cash, Guba dan Lincoln adalah beberapa ahli yang memberikan definisi wawancara.

  3. Apa tujuan utama wawancara?
    Mendapatkan informasi yang akurat dan relevan dari narasumber.

  4. Apa saja jenis-jenis wawancara?
    Terstruktur, tidak terstruktur, semi-terstruktur, kelompok, dan telepon/online.

  5. Apa perbedaan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur?
    Wawancara terstruktur menggunakan pertanyaan yang sudah ditentukan, sedangkan wawancara tidak terstruktur lebih fleksibel.

  6. Apa itu wawancara semi-terstruktur?
    Kombinasi antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

  7. Mengapa persiapan penting dalam wawancara?
    Untuk meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan jawaban yang relevan.

  8. Bagaimana cara berkomunikasi yang efektif saat wawancara?
    Berbicara dengan jelas, singkat, dan relevan.

  9. Mengapa penting bersikap profesional saat wawancara?
    Untuk menunjukkan rasa hormat dan keseriusan.

  10. Apa yang harus dilakukan setelah wawancara?
    Mengirimkan email ucapan terima kasih (follow up).

  11. Apa itu FGD dalam konteks wawancara?
    Focus Group Discussion, wawancara kelompok untuk riset pasar.

  12. Apa keuntungan wawancara online?
    Kenyamanan dan aksesibilitas dari jarak jauh.

  13. Apakah bahasa tubuh penting saat wawancara?
    Ya, bahasa tubuh yang positif dapat menunjukkan kepercayaan diri.